10 Mei 2011

Paris Combo.... French music is adorable ! :)






Berawal dari festival sinema perancis.. Beruntung saya tidak pernah absen untuk datang menonton film-film yang disuguhkan festival sinema itu setiap tahun.. Ternyata selain menonton film yang terkadang alurnya absurd dan terkesan lamban tapi yang menarik bagi saya adalah ilustrasi musiknya. Saya selalu tertarik dengan score dalam tiap film , terlebih pada film-film eropa.. Ambil contoh scoring ennio moricone di film "cinema paradiso", dengan satu theme song kita bisa menggambarkan secara langsung isi dari film tersebut. (check out on youtube or other source)

Minggu lalu saya berkunjung ke XX1 sutos dengan tak berbekal uang jajan (ya dikarenakan festival film ini tidak dipungut biaya) , perhatian saya tertuju pada salah satu film dokumenter tentang seorang fotografer yang menceritakan tentang masa kecilnya dengan sudut pandang yang berbeda. Film itu berjudul "les plages d' agnes". Film yang menarik disertai dengan score (musik latar) yang unik.

Lalu, esoknya karena musik latar film itu terngiang di kepala saya bergegas ke toko musik dekat rumah nenek saya dan iseng mencari album-album musisi perancis.. Voilla dan yup saya mendapatkan album dari band beraliran world music dari Perancis bernama "Paris Combo", gabungan antara musik jazz,french chanson dan african music. Mereka terdiri dari pemain accordion,perkusi, trumpet, banjo, bass,gitar, drum dan vokalis.. Sesaat saya mendengarkan 3 track dari album mereka "motifs", telinga saya tergelitik dan semakin penasaran dengan karya-karya mereka yang lain. Album itu sangat saya rekomendasikan..

Dengarkan yang unik, memperkaya rasa..

Catatan daniar di sore hari yang sedang euforia setelah ujian lisan Jiwa :D #halah

08 Mei 2011

Bacaan masterpiece (2) : The catcher in the rye




Tak dipungkiri alasan saya tertarik dengan buku ini karena ada peristiwa besar dibaliknya yaitu penembakan John Lennon oleh Mark david chapman (untuk informasi selebihnya bisa dibuka di google dsb) Oleh karena peristiwa tersebut, buku ini layaknya bom yg eksplosif mendadak menjadi sebuah hit. Menjadi suatu pop culture menurut kebanyakan orang. Banyak yang terkena dampaknya, termasuk saya..

Di buku ini kita akan berkeliling menyelami proses berpikir Holden Caulfield (karakter utama)yang sebenarnya seorang yg "lurus"/ protagonist. Holden yang selalu menganggap semua orang adalah "superfisial" dan menganggap bahwa dirinya sendiri yang paling dewasa/ mature , pergolakan batin yang tak terbendung membuatnya bermasalah dalam berhubungan dengan sosial. Sempat dikeluarkan dari sekolahnya dan kabur dari rumah orang tuanya, holden tetap mencari "dirinya" yang pada akhirnya dia menyadari bahwa dirinya "sakit".


Jarang sekali saya bisa menemukan buku yang bisa menggambarkan secara gamblang dan berani tentang isi pikiran suatu karakter. Salinger dalam hal ini menurut saya cukup sukses untuk menghadirkan itu semua. Tak ada raut kecewa setelah saya membaca buku ini hingga chapter terakhir.

Tapi sekali lagi membuka pikiran lebar-lebar saat membaca buku (terlebih membaca buku-buku kontroversial seperti ini)sangatlah perlu.. :)

07 Mei 2011

Bacaan masterpiece (1) : A clockwork orange..































Sudah cukup lama ingin sedikit mengulas tentang buku favorit saya ini dan kebetulan hari ini punya waktu luang sebentar di warung kopi sambil mengumpulkan niat untuk belajar.. Hmm saya mengetahui review buku ini sebenarnya dari jaman saya masih duduk di semester 2 bangku kuliah, keturutan membeli bukunya pas saya iseng pergi ke salah satu toko buku di Jakarta.

Review yang bagus dan terkadang juga pedas tak jarang menghujani. Buku ini sarat akan kekayaan persepsi dan sudut pandang. Dari segi seni, kita bisa diajak berjalan-jalan menembus dimensi lain dalam mengenali musik klasik. Dalam novel ini sering sekali dimunculkan cerita tentang ketertarikan Alex (karakter utamanya) akan Beethoven's ninth symphony. Alex selalu membayangkan sesuatu yg bersifat ultra sadis ketika mendengarkan simfoni itu. Dan lalu Alex bersama geng-nya melakukan "aktivitas sehari-hari" semata-mata untuk kepuasan dirinya sendiri. Sehingga pada akhirnya kelakuan mereka terendus oleh pihak kepolisian, mereka dijatuhi hukuman dengan menggunakan tehnik Ludovico. Saat saya membaca tentang ludovico technique ini awalnya saya merasa asing namun setelah membaca dari halaman ke halaman berikutnya saya menyadari teknik ini sangatlah "berbeda".Ludovico inilah yang menjadi pusat perhatian dari tema buku "a clockwork orange" ini. Teknik yang cukup ampuh untuk merubah seorang Alex 360 derajat. Jadi dengan teknik ini, setiap tersangka disuntik dengan suatu obat yang apabila tersangka ini mempunyai pikiran sadis/violence mereka akan merasa mual yang luar biasa dan akhirnya bisa pingsan seketika.



Dengan pemilihan kata-kata yang unik dan cerdas di tiap halamannya, buku ini menjadi suatu masterpiece hingga kini walaupun tetap ada pandangan miring / kontroversial tentang cara pandang serta tingkat kesadisan "first class" yang terhadir. Buku ini sebaiknya tidak dibaca oleh yang berusia kurang dari 19 tahun. Sebelum membaca, sediakan pikiran yang betul-betul terbuka. Tidak terbatas pada buku ini saja, sebelum membaca setiap karya seharusnya kita juga perlu membuka pikiran.

Ok, selamat membaca.

Salam dari blogger penyendiri, Daniar :)