07 Mei 2011

Bacaan masterpiece (1) : A clockwork orange..































Sudah cukup lama ingin sedikit mengulas tentang buku favorit saya ini dan kebetulan hari ini punya waktu luang sebentar di warung kopi sambil mengumpulkan niat untuk belajar.. Hmm saya mengetahui review buku ini sebenarnya dari jaman saya masih duduk di semester 2 bangku kuliah, keturutan membeli bukunya pas saya iseng pergi ke salah satu toko buku di Jakarta.

Review yang bagus dan terkadang juga pedas tak jarang menghujani. Buku ini sarat akan kekayaan persepsi dan sudut pandang. Dari segi seni, kita bisa diajak berjalan-jalan menembus dimensi lain dalam mengenali musik klasik. Dalam novel ini sering sekali dimunculkan cerita tentang ketertarikan Alex (karakter utamanya) akan Beethoven's ninth symphony. Alex selalu membayangkan sesuatu yg bersifat ultra sadis ketika mendengarkan simfoni itu. Dan lalu Alex bersama geng-nya melakukan "aktivitas sehari-hari" semata-mata untuk kepuasan dirinya sendiri. Sehingga pada akhirnya kelakuan mereka terendus oleh pihak kepolisian, mereka dijatuhi hukuman dengan menggunakan tehnik Ludovico. Saat saya membaca tentang ludovico technique ini awalnya saya merasa asing namun setelah membaca dari halaman ke halaman berikutnya saya menyadari teknik ini sangatlah "berbeda".Ludovico inilah yang menjadi pusat perhatian dari tema buku "a clockwork orange" ini. Teknik yang cukup ampuh untuk merubah seorang Alex 360 derajat. Jadi dengan teknik ini, setiap tersangka disuntik dengan suatu obat yang apabila tersangka ini mempunyai pikiran sadis/violence mereka akan merasa mual yang luar biasa dan akhirnya bisa pingsan seketika.



Dengan pemilihan kata-kata yang unik dan cerdas di tiap halamannya, buku ini menjadi suatu masterpiece hingga kini walaupun tetap ada pandangan miring / kontroversial tentang cara pandang serta tingkat kesadisan "first class" yang terhadir. Buku ini sebaiknya tidak dibaca oleh yang berusia kurang dari 19 tahun. Sebelum membaca, sediakan pikiran yang betul-betul terbuka. Tidak terbatas pada buku ini saja, sebelum membaca setiap karya seharusnya kita juga perlu membuka pikiran.

Ok, selamat membaca.

Salam dari blogger penyendiri, Daniar :)

1 komentar: